analytical hierarchy process (AHP)

Dalam pelaksanaannya, konsep analytical hierarchy process atau konsep AHP ini dapat berjalan baik dengan 3 prinsip utama yang mendukungnya. 

Selain itu juga mempunyai 6 prosedur yang dapat dilewati untuk mendapatkan hasil terbaik. 

Pengertian AHP 

AHP sendiri adalah model pendukung keputusan yang awalnya dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang professor matematika dari University of Pittsburgh. 

Konsep ini menguraikan masalah dengan multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. 

Menurut Saaty, hirarki ini dapat didefinisikan sebagai sebuah representasi dari suatu permasalahan yang kompleks dalam struktur multi-level. 

Dimana level pertamanya adalah tujuan yang kemudian diikuti oleh level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif. 

Suatu masalah yang kompleks dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompoknya dengan bantuan hirarki tersebut. Dengan demikian maka permasalahan akan terlihat lebih terstruktur dan sistematis sehingga lebih mudah diselesaikan. 

Jadi pada intinya AHP membantu memecahkan persoalan yang kompleks dengan menysun suatu hirarki kriteria, dinilai secara subjektif oleh pihak yang berkepentingan lalu menarik berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas (kesimpulan). 

Struktur yang berhirarki 

Alasan yang pertama adalah struktur yang hirarki, yaitu sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub kriteria yang paling dalam. 

Memperhitungkan validitas. 

Konsep ini juga memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi dari berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. 

Memperhitungkan daya tahan output 

Alasan lain yang penting dari penggunaan konsep ini juga terletak pada kemampuannya memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 

Penggunaan analytical hierarchy process ini tidak hanya pada institusi pemerintahan atau swasta namun juga dapat digunakan untuk keperluan individu. 

Terutama pada penelitian-penelitian yang memiliki kaitan dengan kebijakan atau merumuskan strategi prioritas. 

Konsep ini dapat diandalkan karena dalam AHP suatu prioritas disusun dari berbagai pilihan yang berupa kriteria yang sebelumnya sudah didekomposisi. Dengan demikian penetapan prioritas akan berlangsung berdasarkan proses yang terstruktur dan masuk akal. 

Sehingga dapat dikatakan bahwa masalah yang kompleks akan terpecahkan dengan bantuan AHP dengan menyusun suatu hirarki kriteria. 

Dimana hal tersebut dinilai secara subjektif oleh pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan berbagai pertimbangan yang dapat mengembangkan prioritas. 

Prosedur AHP

Prosedur AHP ini menjadi salah satu hal yang dipelajari di Telkom University yang mengajarkan teknologi terkini. Karena dalam melakukan pemecahan masalah dalam AHP, terdapat tiga prinsip utama sebagai berikut: 

1. Dekomposisi 

Masalah dekomposisi adalah prosedur di mana sebuah tujuan atau goal yang ditetapkan sebelumnya diuraikan secara sistematis. 

Sehingga menjadi struktur yang menyusun rangkaian sistem agar tujuan dapat dicapai secara rasional. Singkatnya, sebuah tujuan yang utuh, kemudian didekomposisi (dipecahkan) ke dalam unsur penyusunnya. 

2. Penilaian atau pembobotan 

Setelah proses dekomposisi selesai maka langkah selanjutnya adalah penilaian atau pembobotan untuk membandingkan elemen-elemen. 

3. Penyusunan matriks dan uji konsistensi 

Setelah pembobotan selesai dilanjutkan dengan penyusunan matriks berpasangan agar dapat dilakukan normalisasi bobot tingkat kepentingan tiap elemen pada hirarkinya masing masing. 

Selain melakukan analisis manual, Anda juga dapat memanfaatkan program komputer seperti Expert Choice. 

4. Penetapan prioritas 

Setiap kriteria dan alternatif perlu dibandingkan berpasangan agar mendapatkan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. 

Baik berupa alternatif kualitatif ataupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang ditentukan. 

Sehingga mendapatkan bobot dan prioritas yang dapat dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. 

5. Sintesis dari prioritas 

Tahapan ini diperoleh dari hasil perkalian prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan yang ada pada level atasnya. 

Dimana kemudian ditambahkan ke masing-masing elemen dalam level yang dipengaruhi oleh kriteria yang menghasilkan gabungan yang disebut prioritas global. 

6. Pengambilan/penetapan keputusan 

Prosedur terakhir dalam pengambilan keputusan yang merupakan proses memilih diantara alternatif untuk mendapatkan kriteria terbaik. 

6 prosedur dalam konsep AHP tersebut dapat dilakukan dengan urut agar mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan. 

Referensi

https://mawardisyana.blogspot.com/2013/04/pengantar-penggunaan-ahp-analytical.html

Penulis : Ardita Clara D.G

Tinggalkan Balasan