Kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia jumlahnya sangat banyak, salah satu nya di Bandung Jawa Barat. Masyarakat usia produktif di Bandung memiliki kreatifitas yang tinggi untuk memgembangkan usaha-usaha kecil baik itu seperti usaha makanan, kerajinan tangan, fashion dan lain lain.  UMKM menjadi salah satu bagian penting yang mempengaruhi kondisi perekoomian di suatu daerah. Di Indonesia UMKM telah menyumbang PDB sekitar 57.9%, pemanfaatan tenaga kerja sebesar 97.2%, ekspor non migas 19,9% dan membuka lapangan kerja baru bagi kurang lebih 9.6 juta orang.

Beberapa faktor yang membuat UMKM sulit berkembang yaitu pertama kurangnya modal usaha dan investasi, akses modal bagi UMKM menjadi salah satu alasan UMKM sulit berkembang (Ay Ling, 2013). UMKM juga tidak bisa mendapatkan kredit usaha atau investasi karena tidak memiliki asset yang dapat dijadikan jaminan, selain itu catatan keuangan juga tidak baik. ke dua yaitu kurangnya pemasaran, banyak UMKM yang membuat kualitas produk yang bagus tapi tidak mampu bersaing dengan cara-cara pemasaran modern sehingga tidak mampu bersaing dipasaran. Yang ketiga pengetahuan yang terbatas pemilik UMKM terhadap pengelolaan usaha, manajemen sumber daya manusia dan lain lain juga menjadi salah satu penghambat berkembangnya UMKM. Yang ke empat tidak terbiasa membuat perencanaan bisnis dan anggaran sehingga banyak UMKM yang menjual barang tanpa menghitung dengan betul berapa ongkos produksi dan lain lain yang sebetulnya di keluarkan oleh perusahaan. Yang ke lima tidak ada manajemen produksi sehingga pengelolaan bahan baku maupun bahan jadi tidak berlangsung secara efektif.

Untuk itu pengabdian masyarakat yang akan di laksanakan akan fokus memberikan transfer keilmuan dan transfer teknologi untuk membantu para pelaku UMKM sehingga memiliki kemampuan untuk berkembang dan bersaing di era digital saat ini. Pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan terhadap UMKM yang bergerak di bidang non jasa diantaranya produsen makanan dan produsen fashion.

Pada pengabdian masyarakat ini mitra akan di berikan keilmuan dasar tentang pembuatan sistem kerja yang sederhana. Sistem kerja adalah suatu rangkain kerja yang terdiri dari manusia, mesin, material, modal, lingkungan dan sistem informasi yang mempunyai suatu tujuan yang sama (Inayati, 2019). Mitra akan diberikan kelimuan bagaimana pentingnya mengintegrasikan semua komponen yang ada dalam usaha yang terdiri dari Manusia, Material, Mesin, Modal, Lingkungan danTeknologi Informasi (Sutalaksana, 2016). Mitra juga akan diberikan workshop tentang manajemen produksi mulai dari manajemen persediaan dan penjadwalan produksi. Semua informasi yang sudah diperbaiki akan di digitalisasi dengan menggunakan googlesheet.

Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan diantara nya yaitu :

  1. Mitra memiliki sistem kerja sederahan dengan menggunakan peta proses operasi, pada peta proses operasi ini mitra dapat mengetahui kapasitas produksi harian yang dapat digunakan untuk memperbaiki kinerja pelayanan kepada konsumen dan dengan peta proses operasi ini mitra juga dapat mengetahui proses kerja mana saja yang dapat dihilangkan sehingga proses satu siklus kerja dapat di persingkat
  2. Mitra mengetahui HPP pada masing-masing produk dengan perhitungan yang jelas, hal ini juga membantu mitra untuk memperbaiki harga jual dan menghitung ulang keuntungan yang didapatkan, jangan sampai usaha mereka tidak mengalami keuntungan yang cukup untuk membuat mereka bertahan atau berkembang

Dokumentasi Kegiatan:

Link Video Kegiatan di Youtube : https://youtu.be/0GCBK1zHkgQ

Tinggalkan Balasan