Bagi kalangan IT tentu sudah familiar dengan istilah metode agile untuk proses pengembangan software. Dengan metode yang baik dan tepat, pekerjaan cepat selesai dan sangat efisien waktu. Untuk yang masih asing dan belum paham, tulisan kali ini akan membahas lebih lengkap dan detail.
Pengertian Metode Agile
Pengertian metode agile adalah kumpulan beberapa metode pengembangan perangkat lunak secara berulang dan bertahap sesuai kebutuhan. Kepopuleran metode ini karena saat pembuatan software sedang berlangsung tetap efisien dan fleksibel terhadap perubahan yang terjadi. Dalam agile methodology ada yang namanya iterasi atau iteration. Metodologi Agile dibuat oleh sekelompok pengembang perangkat lunak yang menginginkan pendekatan yang lebih baik untuk proses pengembangan tradisional, yang mereka temukan terlalu rumit dan terbebani oleh persyaratan dokumentasi.
Iterasi adalah periode waktu tertentu saat pengembangan perangkat lunak. Menjalankan iterasi membutuhkan waktu yang berbeda tergantung pengerjaan fitur. Pada umumnya, waktu yang dibutuhkan sekitar 1 hingga 4 minggu. Penggunaan agile methodology sangat fleksibel sehingga memberi dukungan penuh dan cepat pada perubahan yang ada tergantung kebutuhan konsumen. Dengan penerapan terbaik maka software yang sedang dalam pengembangan akan selalu up to date dan mengikuti teknologi paling mutakhir.
Tujuan Metode Agile
Setiap pengembangan software tentu memiliki tujuan khusus. Metode agile sendiri memiliki tujuan berbeda bagi owner, user hingga tim, antara lain:
Owner
Bagi owner atau pemilik dari produk dapat memberi penjelasan lengkap tentang software yang diciptakan. Owner juga mampu memberi gambaran detail tentang berbagai fitur unggulan software lengkap dengan segmen pasar yang menjadi target. Bahkan untuk hasil terbaik owner biasanya terjun langsung dalam proses pembuatan software dari awal hingga meluncur ke pasaran.
User
Metode agile sifatnya dinamis sehingga user dapat memberi masukan positif saat tim pengembang sedang merencanakan dan membuat fitur terbaik. Apabila ada yang kurang bisa langsung diubah agar lebih baik dari sebelumnya. Dengan proses bertahap ini biasanya hasil lebih mumpuni dan berkualitas.
Development Team
Tujuan agile methodology bagi pengembang untuk pengembangan perangkat lunak lebih dinamis tanpa harus menunggu stakeholder selesai. Sistem yang cepat, efisien dan tangkas membuat pekerjaan tim selesai dalam waktu bersamaan sesuai tugasnya masing-masing.
8 Macam Metode Agile
Pengembangan dalam perangkat lunak ada beberapa macam. Berikut adalah 8 macam metode agile yang sering digunakan, yaitu:
Scrum Methodology
Penggunaan scrum methodology pada umumnya untuk projek sangat besar yang terkenal dengan istilah sprint. Sprint adalah jangka waktu dalam pengerjaan software untuk penyelesaian satu increment. Scrum dapat berjalan dengan baik jika terdiri dari beberapa tim yaitu product owner agar list produk tersusun dengan baik. Terdapat pula scrum master bertugas memastikan seluruh tim memahami proses dan development team untuk menjalankan tugas seperti IT, programmer dan yang lainnya.
Scaled Agile Framework (SAFe)
Metode Scaled Agile Framework atau SAFe biasanya untuk perusahaan besar dengan jumlah tim yang banyak. Dalam menjalankan kinerja antar divisi saling kerjasama dan mengadakan meeting rutin untuk hasil terbaik.
Lean Software Development (LSD)
Lean Software Development atau LSD adalah metode agile paling pas bagi yang ingin mengembangkan software hemat dana. LSD mengembangkan fitur MVP (Minimum Viable Product) sesuai kebutuhan pengguna dan jika tidak akan dialihkan ke yang lain.
Crystal Methodology
Metode Crystal lebih fokus untuk pengembangan tim dalam melakukan feedback, dokumentasi, komunikasi dan interaksi. Terdapat 7 prinsip utama dalam pengembangannya, yaitu:
- Frequent delivery dengan melakukan tes user untuk hasil software secara optimal.
- Reflection improvement bahwa setiap kualitas produk terbaik tetap ada yang masih harus ditingkatkan.
- Osmotic communication untuk memastikan semua pemahaman yang sama akan informasi.
- Personal safety agar semua dapat mengungkapkan ide tanpa ada rasa takut.
- Focus on work agar semua tim paham dengan tugas masing-masing.
- Easy access to expert users bahwa semua anggota boleh bertanya pada user.
- Technical tooling dengan menggunakan tools pendukung untuk mengetahui kesalahan.
Feature Driven Development (FDD)
Agile berikutnya adalah Feature Driven Development atau FDD yang fokus pada penyelesaian satu fitur. Menyelesaikan satu fitur membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 10 hari dan lebih spesifik dalam proses software.
Extreme Programming (XP)
Extreme Programming disebut pula XP adalah metode yang lebih fokus ke teknis. Proses tim ekstra dalam segala hal untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi. Proses dalam XP mencakup planning (perencanaan), designing (desain software), coding, testing dan listening (mendengarkan masukan pengguna).
Rational Unified Process (RUP)
Berbeda dari agile methodology yang lain, Rational Unified Process atau (RUP) mengembangkan software sangat lengkap. Kelengkapan berupa panduan, simulai, contoh dan pengembangan sistem. Tahapan RUP meliputi inseption (identifikasi sistem) dan elaboration (pembuatan desain lengkap). Selain itu ada construction (implementasi desain ke program) dan transition (penyerahan ke user).
Dynamic System Development Method (DSDM)
Jenis terakhir dari agile adalah DSDM dengan keterlibatan seluruh tim untuk hasil dalam bisnis secara lebih luas. Prinsip dari metode DSDM agar fokus dalam bisnis, penyelesaian ontime, kualitas hasil akhir optimal, desain software jelas dan pengembangan bertahap.
Kelebihan Metode Agile
Jika melihat macam-macam agile, sudah terlihat kelebihan dari proses pengembangan software, yaitu:
Hasil Software Berkualitas
Dengan tim unggulan dan metode bertahap yang efisien, hasil perangkat lunak tentunya lebih baik dengan kualitas unggulan.
Klien Puas dan Fleksibel
Klien akan puas dengan software sebab selama proses pembuatannya menjadi bagian dalam memberi feedback kekurangan sesuai yang dibutuhkan. Dengan begitu selama proses berlangsung, ada pembetulan jika dirasa kurang baik, fleksibel dan hasil tepat serta dapat efisien waktu.
Fokus Kebutuhan Konsumen
Tahapan proses project sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen sehingga fitur yang ada dalam software benar-benar yang paling dibutuhkan. Kelebihan dari agile methodology memberi dampak signifikan pada pengguna. Hasil software sesuai dengan kebutuhan sehingga akan terjadi peningkatan produktivitas.
Kekurangan Metode Agile
Meskipun begitu banyak kelebihan agile, tetap saja sebuah hasil software ada kekurangannya. Kekurangan dari agile methodology antara lain:
Hasil Akhir Kurang Jelas
Sebetulnya perencanaan dari metode ini kurang terencana sehingga hasil produk kurang jelas.
Tergantung Komitmen
Bagaimanapun juga pengerjaan membutuhkan tim solid. Jika ada satu saja yang tidak komit, hasilnya tentu kurang bagus untuk tim dalam pengembangan software.
Dokumentasi Kurang
Perencanaan yang kurang lengkap akan berdampak langsung dengan hal lain seperti dokumentasi. Hasilnya adalah dokumentasi kurang lengkap sehingga produk akhir benar-benar kurang maksimal. Meskipun demikian, kekurangan agile methodology masih bisa diminimalkan dengan tim solid. Tim yang bagus dan memiliki komitmen tinggi akan menciptakan suatu produk unggulan dan berkualitas.
Penutup
Setiap pengembangan software membutuhkan orang-orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing dan informasi terbaru bisa akses ke Telkom University. Dari metode yang dipilih maka membutuhkan planning lebih tepat guna untuk hasil sesuai kebutuhan atau user.
Metode agile adalah kerangka kerja untuk pengembangan software atau perangkat lunak untuk hasil produk berkualitas dan menyesuaikan kebutuhan user.
Referensi
https://lucidspark.com/blog/what-is-agile-methodology
Penulis : Nisa Amalia Putri I.S