Gula semut merupakan gula merah bubuk yang berasal dari gula merah yang sudah jadi atau berasal dari nira aren atau kelapa. Bentuk gula semut yang serbuk dan memiliki kadar air yang rendah menyebabkan gula mudah larut sehingga dalam penyajiannya sangat praktis. Selain itu gula semut juga mudah untuk dikemas dan dibawa, serta memiliki daya simpan yang relatif lama.

Salah satu bahan baku gula semut adalah berasal dari gula padat/gandu. Gula padat tersebut dirajang untuk menghasilkan potongan gula yang tipis dan kemudian dilakukan proses kristalisasi dimana gula dilebur Kembali menjadi cair. Pada kekentalan tertentu gula digerus agar menjadi partikel kecil sekaligus dilakukan proses pengeringan. Partikel kecil dari gula ini kemudian dikeringkan menggunakan oven. Proses selanjutnya partikel gula yang sudah kering dihaluskan menggunakan mesin penepung. Dan kemudian partikel gula yang sudah halus diayak agar mendapatkan ukuran partikel yang merata. Apabila tidak lolos pengayakan, partikel gula ini akan diolah kembali di mesin kristalisator.

Pesantren At-Taqwa Tasikmalaya memiliki peralatan produksi pengolahan gula semut yang cukup memadai hasil sumbangan dari Bank Indonesia. Bagi Pesantren At-Taqwa mesin-mesin ini merupakan hal yang baru, oleh karena itu kami, tim dosen dan mahasiswa dari Program Studi Teknik Industri  FRI Telkom University yang beranggotakan Haris Rachmat, M.T, Rino Andias Anugraha, M.T, Denny Sukma Eka Atmaja, M.Sc, Raka Aditya Prayoga, dan Agnis Fadillah, tergerak untuk memberikan pelatihan bagaimana melakukan pemeliharaan terhadap mesin-mesin tersebut agar tidak rusak.

Pelatihan yang merupakan Pengabdian Masyarakat Skema Regular 2021, diberikan dalam bentuk penyuluhan langsung kepada santri mulai dari penjelasan komponen yang harus dirawat secara berkala, bagaimana cara merawatnya, serta jadwal perawatannya. Pelatihan ini dilakukan pada tanggal 16 Juni 2021 bertempat di Pesantren At-Taqwa dan diikuti oleh 10 santri yang nantinya akan mengoperasikan mesin-mesin tersebut.

Selama pelatihan berlangsung, peserta cukup antusias dan banyak hal yang mereka tanyakan. Hal ini dikarena pelatihan diberika secara langsung di mesin dan santri dapat langsung mempraktikannya terhadap mesin-mesin tersebut. Berdasarkan survey terhadap pelatihan yang telah dilakukan, peserta cukup puas dan mereka masih menginginkan adanya pelatihan agar mereka dapat lebih menguasai pengoperasian dan pemeliharaan mesin mesin pengolahan gula semut.

Tinggalkan Balasan