Sejak ditetapkan sebagai pandemi global, angka konfirmasi kasus Covid-19 semakin hari semakin bertambah. Saat ini sudah hampir 70 juta penduduk dunia yang terinfeksi Covid-19. Lima ratus ribu kasus di antaranya berada di Indonesia. Bahkan pada tanggal 3 Desember 2020, Indonesia mencatatkan rekor penambahan kasus tertinggi per harinya yang mencapai 8.369 kasus. Kondisi pandemi global Covid-19 ini mengubah tatanan kehidupan dunia. Fenomena deglobalisasi yang menjadi efek dari ditutupnya akses keluar masuk negara-negara di seluruh penjuru dunia memberikan dampak yang sangat signifikan pada masyarakat dunia.

Indonesia juga melakukan program serupa yang disebut dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai upaya menekan laju pertambahan kasus Covid-19. Terlebih lagi Indonesia mempunyai angka kematian pada anak tertinggi se-Asia akibat dari Covid-19. Hal inilah yang menjadi suatu pertimbangan pelaksanaan aktivitas pembelajaran jarak jauh yang melibatkan interaksi anak-anak sebagai siswa dengan guru. Di Provinsi Jawa Barat sendiri hingga saat ini masih menerapkan pembelajaran daring akibat lonjakan konfirmasi kasus positif di Indonesia yang sangat signifikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah menyediakan program Belajar Dari Rumah (BDR) melalui siaran TVRI sebagai bentuk sarana pembelajaran jarak jauh. Akan tetapi capaian kompetensinya hanya ditekankan pada kompetensi literasi dan kompetensi numerik. Hal ini tentu belum memenuhi kompetensi kurikulum yang sudah dirancang oleh sekolah. Munculnya gap capaian kompetensi siswa selama pelaksanaan pembelajaran daring dirasakan oleh SDITQ Imam Malik. Sekolah ini mengkombinasikan unsur pendidikan umum dan unsur pendidikan islami (tahfidzul Qur’an).

Selama ini pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dilaksanakan melalui aplikasi Whatsapp  untuk penyampaian materi dan instruksi belajar. Kemudian untuk evaluasi belajar sekolah memanfaatkan Google Form. Kondisi seperti ini memungkinkan berkurangnya interaksi siswa dan guru secara langsung yang menjadikan suasana pembelajaran terkesan kurang interaktif. Sehingga diperlukan suatu cara untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang lebih interaktif dan menarik. Dengan melaksanakan pelatihan metode pembelajaran daring ini diharapkan guru dapat meng-upgrade skill guru tersebut untuk mengembangkan metode pembelajaran daring yang lebih interaktif.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan oleh tim yang beranggotakan Ayudita Oktafiani, S.T., M.Sc., Dr. Dida Diah Damayanti, S.T., M.Eng.Sc., Murni Dwi Astuti, S.T., M.T. dan Denny Sukma Eka Atmaja, S.T., M.T. Karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19, pelatihan untuk guru SDITQ Imam Malik Bandung dilaksanakan secara daring melalui Google Meet pada hari Sabtu, 5 Desember 2020. Materi yang disampaikan pada pelatihan tersebut antara lain platform pembelajaran daring Google Classroom beserta fitur-fiturnya seperti Google Form, Google Calender, Google Meet dan Google Drive. Berikut cuplikan dokumentasi pelaksanaan pelatihan tersebut.

Gambar 1. Sambutan Kepala Sekolah SDITQ Imam Malik Bandung

Gambar 2. Penyampaian materi Google Classroom

 

Leave a Reply